banner 728x250

Diduga Dianiaya, Seorang Santri di Kediri Tewas dengan Kondisi Tubuh Penuh Lebam dan Luka Bakar

TUTURPEDIA - Diduga Dianiaya, Seorang Santri di Kediri Tewas dengan Kondisi Tubuh Penuh Lebam dan Luka Bakar
Santri di Kediri tewas diduga karena dianiaya. Foto: Pexels.com/Nahmad Hassan.
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Seorang santri di Kediri tewas dengan kondisi tubuh penuh luka lebam dan luka bakar. Keluarga menduga telah terjadi penganiayaan. 

Tewasnya seorang santri di Kediri ini bermula seorang warganet Twitter atau X  @Pai_C1 mengunggah sebuah video yang menunjukkan jenazah diduga seorang santri yang meninggal.

Dalam postingan seorang warganet itu membuat cuitan yang menunjukkan jika santri di Kediri itu diduga tewas karena dianiaya di sebuah pondok pesantren di Kabupaten Kediri, Jawa Timur. 

Dalam video itu menunjukkan kemarahan keluarga korban kepada pria yang mengantarkan jenazah korban pulang ke Banyuwangi. 

“Innalillahiwainnailaihirojiun… Seorang santri diduga tewas karena dianiaya di sebuah pondok pesantren (ponpes) di Dusun Mayan, Desa Kranding, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Santri berinisial BB ini berasal dari Banyuwangi.

“Pihak keluarga korban sempat marah ketika menerima pemulangan jenazah korban dengan temuan sejumlah luka di tubuhnya. Mirisnya pondok pesantren tidak melaporkan kejadian tersebut ke kepolisian. Kasus ini sekarang sudah ditangani aparat kepolisian, semoga ada keadilan buat korban,” tulis seorang warganet. 

Santri asal Banyuwangi tersebut berinisial BB. Ia meninggal pada Jumat (23/2) siang hari. 

Sementara itu, Kapolres Kediri Kota, AKBP Bramastyo Priaji membenarkan adanya peristiwa penganiayaan hingga menyebabkan seorang santri meninggal di Kediri. 

Mia Nur Khasanah selaku kakak dari korban mengungkapkan kronologi tewasnya sang adik. 

Awalnya keluarga korban menerima kabar bahwa BB meninggal karena jatuh dari kamar mandi. 

Namun, keluarga merasa janggal dengan kematian korban lantaran menemukan ceceran darah keluar dari keranda jenazah adiknya. 

Hal tersebut akhirnya membuat pihak keluarga meminta agar kain kafan yang sudah membungkus jenazah korban untuk dibuka. 

Permintaan keluarga korban pun sempat ditolak oleh FTH yang merupakan sepupu korban sekaligus salah satu orang yang ikut mengantar jenazah korban bersama dengan empat orang lainnya. 

“Kata (FTH) sudah suci. Jadi gak perlu dibuka (kain kafan) itu. Tapi kami tetap ngotot karena curiga adanya ceceran darah keluar dari keranda,” ungkap Mia.

Setelah terlibat perdebatan, akhirnya kain kafan jenazah pun dibuka dan keluarga menemukan sekujur tubuhnya dipenuhi dengan luka lebam.

Bahkan, keluarga juga menemukan luka bekas jeratan di leher hingga hidung korban terlihat patah. 

“Ini sudah pasti bukan jatuh, tapi dianiaya,” ucap Mia kesal.

Tak hanya sampai di situ saja, keluarga juga menemukan adanya luka sundut rokok di bagian kaki yang berjumlah lebih dari satu. 

Luka juga terdapat di bagian dada yang bahkan terlihat seperti berlubang. Akhirnya keluarga pun memutuskan untuk melaporkan kasus kematian BB ke Polsek Glenmore.

Jenazah korban juga dibawa ke RSUD Blambangan untuk dilakukan pemeriksaan. 

Kasus penganiayaan ini juga sudah dibenarkan oleh pihak Polres Kediri Kota. Hal tersebut disampaikan oleh AKBP Bramastyo Priaji. 

Bramastyo mengaku bahwa pihaknya sedang melakukan penyelidikan terhadap kasus itu. 

“Iya benar, terjadi di wilayah Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri. Saat ini anggota tengah melakukan serangkaian penyelidikan terkait kabar itu,” ujar Bramastyo pada  Minggu (25/2).

Namun, ia masih belum bisa memberikan keterangan terkait kasus penganiayaan yang terjadi pada santri tersebut.

Hal tersebut lantaran hingga saat ini pihaknya masih belum menerima laporan dari pondok pesantren terkait. 

“Jadi, pihak yang bersangkutan tidak melakukan pelaporan terkait kasus tersebut. Namun, Satreskrim telah melakukan serangkaian penyelidikan terkait kasus itu,” jelas Bramastyo.

AKBP Bramastyo Priaji pun menyebut kejadian ini terungkap saat Polres Banyuwangi melakukan penyelidikan hingga akhirnya berkoordinasi dengan Polres Kediri Kota. 

“Kami masih koordinasi dengan Polres Banyuwangi untuk penyelidikan dugaan kasus (penganiayaan) ini,” pungkas Bramastyo.***

Penulis: Niawati

Editor: Nurul Huda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses