banner 728x250

Dianggap Data Tak Akurat, KPU Akui Kesalahan Input pada Sirekap: karena Akun Digunakan 1,6 Juta KPPS 

KPU mengakui kesalahan input pada Sirekap. Foto: instagram.com/kpu_ri
KPU mengakui kesalahan input pada Sirekap. Foto: instagram.com/kpu_ri
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Kisruh mengenai alat bantu penghitungan suara pemilu, Sirekap masih berlanjut. Menanggapi kekacauan tersebut, KPU pun akui kesalahan input yang terjadi.

Dikutip Tuturpedia.com, Senin (19/2/2024), usai pemungutan suara dilakukan pada Rabu (14/2/2024), para lembaga penyelenggara pemilu masih berurusan dengan perhitungan suara hingga 20 Maret 2024. 

Namun sayangnya ada kejanggalan dalam alat bantu penghitungan suara pemilu milik KPU, yang diduga tak luput dari kecurangan serta menguntungkan paslon tertentu. 

Kekacauan Sirekap banyak dikeluhkan dan menjadi sorotan bukan hanya oleh para petugas KPPS namun juga warganet. 

Banyak kejanggalan terkait penghitungan suara pada Sirekap, salah satu kasus yang terjadi ialah di TPS 026 Kembangan, Jakarta Barat. 

Petugas KPPS di TPS 026 Kembangan menemukan adanya perbedaan hasil perhitungan suara antara di aplikasi dengan foto dokumen C plano. 

Perbedaan tersebut yakni berupa suara capres-cawapres nomor urut 2 yang terlihat sangat melonjak drastis dari suara seharusnya hanya 80 suara, naik signifikan menjadi 720 suara di dalam aplikasi milik KPU itu. 

“Suara untuk paslon nomor 2 itu 720. Sedangkan untuk perhitungannya adalah sebesar 80 suara. Sedangkan yang di Sirekap yang terbaca adalah 720. Suara  paslon yang lain sama 95 juga nih, seperti Anies 95, di Sirekap-nya betul 95. Ganjar pun juga seperti itu. Ganjar ada 22 suara di Sirekap terekamnya sama 22,” jelas salah seorang petugas KPPS 026 di Kembangan, Jakarta Barat. 

Menanggapi kekeliruan input data yang terjadi di aplikasi Sirekap, pihak Komisioner KPU RI, Betty Epsilon Idroos meminta maaf kepada publik. Ia juga menjelaskan terkait dugaan penyebab hal tersebut bisa terjadi. 

“Masih juga banyak kekeliruan secara teknis penginputan di lapangan karena Sirekap ini digunakan di 1,6 juta akun KPPS kita seluruh Indonesia,” ujar Betty Epsilon Idroos.

Betty menambahkan jika sistem dalam Sirekap sendiri terbuka dan akuntabel bisa dilihat tidak hanya berupa pie chart, namun juga diagram lingkaran dan kesesuaian dengan image C1 plano. 

“Tentu namun terlihat di sistem sendiri karena secara terbuka akuntabel bisa dilihat tidak hanya berupa pie chart, diagram lingkaran, tapi juga dapat dilihat kesesuaiannya dengan image C1 planonya,” terang Betty. 

Ia juga mengakui jika Sirekap memang masih mengalami kendala teknis penginputan dan harus terus diperbaiki langkah-langkah mitigasinya. 

“Maka kami merasa,  ini tentu harus terus-menerus diperbaiki langkah-langkah mitigasinya dan harus terus-menerus dipertanggungjawabkan untuk dilanjutkan,” kata Betty Epsilon Idroos.***

Penulis: Niawati

Editor: Annisaa Rahmah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses