banner 728x250

Dampak Rendahnya Angka Kelahiran, Sepertiga TK di Korea Selatan Berisiko Tutup di 2028

Sejumlah TK di Korea Selatan berisiko tutup di tahun 2028. Foto: freepik.com/fwstudio
Sejumlah TK di Korea Selatan berisiko tutup di tahun 2028. Foto: freepik.com/fwstudio
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.comKorea Selatan sedang menghadapi tantangan serius akibat penurunan drastis dalam angka kelahiran. 

Dampak dari tren ini terasa secara signifikan pada sistem pendidikan negara, khususnya pada lembaga penitipan anak dan taman kanak-kanak (TK).

Dikutip Tuturpedia dari laman Korea Times pada Rabu (31/1/2024), laporan terbaru menyebutkan bahwa sekitar sepertiga dari lembaga-lembaga tersebut diperkirakan akan ditutup pada tahun 2028 karena penurunan jumlah anak. 

Menurut Institut Perawatan dan Pendidikan Anak Korea, jumlah taman kanak-kanak di seluruh negara telah mengalami penurunan yang mencolok, menurun sebanyak 21,1 persen dari 39.171 pada tahun 2018 menjadi 30.923 pada tahun 2022. 

Sementara itu, lembaga penitipan anak juga mengalami penurunan sebesar 5,1 persen dalam periode yang sama.

Fenomena ini sebagian besar disebabkan oleh menurunnya jumlah bayi, mulai dari yang baru lahir hingga anak berusia lima tahun dan diperkirakan situasi ini akan makin memburuk di masa mendatang.

Statistik Korea menyajikan data yang mengkhawatirkan, dengan memperkirakan tingkat kesuburan hanya mencapai 0,72 bayi per wanita pada tahun 2023 lalu. 

Angka ini, yang berdasarkan data tahun 2022, menunjukkan penurunan populasi bayi setiap tahun secara berkelanjutan. 

Proyeksi yang sangat mengkhawatirkan adalah jumlah anak berusia kurang dari satu tahun diperkirakan akan turun di bawah 200.000 pada tahun 2026 mendatang.

Laporan tersebut mengungkapkan bahwa sekitar 31,8 persen lembaga penitipan anak dan taman kanak-kanak atau sebanyak 12.416 institusi, berisiko untuk ditutup dalam empat tahun ke depan atau pada tahun 2028. 

Penurunan ini diperkirakan akan lebih terasa di kota-kota besar, dengan proyeksi penurunan sebesar 39,4 persen di Busan, 37,3 persen di Seoul, 37,3 persen di Daegu, dan 34 persen di Incheon.

Penutupan lembaga-lembaga itu tidak hanya mencerminkan angka statistik semata, hal ini menciptakan tantangan besar untuk masa depan penitipan anak dan taman kanak-kanak (TK) di Korea Selatan. 

Penutupan lembaga-lembaga ini menciptakan tantangan besar untuk masa depan penitipan anak di Korea Selatan dan potensi dampaknya pada wilayah non-perkotaan makin memperparah masalah depopulasi yang sudah ada.***

Penulis: Muhamad Rifki

Editor: Annisaa Rahmah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses