Tuturpedia.com – Sejak seminggu kemarin, lembaga-lembaga bantuan mendesak Israel untuk meringankan proses pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, Palestina.
Kelaparan telah mengancam Gaza, Program Pangan Dunia memperkirakan bahwa 93 persen penduduk menghadapi tingkat krisis kelaparan.
Wabah penyakit juga kian menyebar dengan cepat karena kurangnya sanitasi yang layak.
WHO telah memperkirakan bahwa jumlah korban tewas akibat penyakit dan kelaparan dalam beberapa bulan mendatang akan melampaui jumlah orang yang tewas dalam perang sejauh ini.
Di mana menurut perhitungan terbaru dari Kementerian Kesehatan Gaza, jumlah korban tewas akibat perang saat ini sudah sebanyak lebih dari 24.000 orang.
Hal yang menghambat masuknya bantuan kemanusiaan di Gaza, Palestina adalah proses inspeksi Israel terhadap bantuan yang masih memakan waktu lama dan tidak efisien.
Selain itu, tidak ada cukup truk atau bahan bakar di Gaza untuk mendistribusikan bantuan, mekanisme untuk melindungi pekerja kemanusiaan tidak dapat diandalkan dan barang-barang komersial baru saja mulai masuk.
Namun, sayangnya barang-barang komersial dan bahan makanan yang dijual di Palestina cenderung memiliki harga yang mahal.
Dikutip dari akun X @MuhammadSmiry pada Selasa (23/1/2024), Smiry mengatakan jika harga gula dan popok bayi harganya melambung tinggi untuk warga yang notabenenya sekarang ini tidak mempunyai pendapatan.
“18 shekel untuk 1 kilo gula di Gaza tengah= $5. Bayangkan harga seperti itu ketika masyarakat tidak mempunyai pendapatan selama tiga bulan terakhir,” tulisnya.
“Harga popok saat ini adalah 45 shekel ($12) di Gaza. Dulunya hanya senilai 14 shekel ($4),” cuitnya pada postingan lain.
Mirisnya lagi, sebuah akun berita Gaza di media sosial X mengatakan jika saat ini warga Palestina sudah mulai menggunakan pakan ternak untuk makanan mereka.
“Masyarakat sudah mulai menggiling pakan ternak sebagai alternatif pengganti tepung terigu. Apa yang terjadi di Gaza Utara adalah bencana yang nyata. Kelaparan yang nyata di tengah keheningan internasional dan Arab,” ujar akun @GazaMartyrs.
Keadaan kelaparan masyarakat Palestina juga sempat dimanfaatkan pihak Israel untuk melakukan invasi. Di mana, anak kecil menemukan kaleng makanan yang ternyata di dalamnya adalah sebuah bom.
“Pasukan Israel memasang detonator di sekolah-sekolah Khan Yunis yang akan meledak dan menghilangkan nyawa ketika dibuka bagi anak-anak yang kelaparan, detonator tersebut terlihat seperti kaleng makanan,” kata akun @swilkinsonbc.
Jumlah truk bantuan yang memasuki Gaza sebelum konflik dimulai, rata-rata setiap hari terdapat 500 truk. Namun setelah invasi meradang kembali setelah tanggal 7 Oktober 2023, bantuan sering kali diblokade oleh pejabat Israel dan hanya bisa masuk seperlima dari jumlah normalnya.***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Annisaa Rahmah