Tuturpedia.com – Pusat Prediksi Cuaca Luar Angkasa (NOAA) memperkirakan adanya fenomena badai matahari terbesar di muka Bumi akan terjadi pada akhir 2023.
Solar flare atau suar matahari yang sangat besar telah meletus di Matahari dan melepaskan energi radiasi dalam jumlah besar. Dikutip dari laman NOAA, Senin (18/12/23) keseluruhan peristiwa tersebut terekam dalam video oleh pesawat ruang angkasa.
Suar tersebut diketahui sebagai X2.8, yang merupakan salah satu peristiwa paling intens dan mengirimkan ledakan radiasi menuju Bumi.
Para ahli luar angkasa mengklasifikasikan suar menurut kekuatannya, dengan yang terkecil dikenal sebagai kelas B, diikuti oleh kelas C, M dan terakhir, kelas X.
Dalam setiap kategori, nomor ditetapkan untuk membantu menentukan skalanya. Dengan begitu, berarti 2,8 berada pada titik terendah dari peristiwa yang kuat.
Suar matahari terkuat dalam sejarah diyakini terjadi pada X45, yang terjadi pada tahun 2003, namun sebagian besar peristiwa kelas X berada pada peringkat antara 1 dan 9.
NOAA, NASA, dan International Space Environment Services (ISES), memperkirakan bahwa Siklus Matahari 25 akan kembali melemah, setelah Siklus Matahari 24 yang relatif lemah. Namun ternyata, suar matahari telah akan mencapai maksimum antara 137 dan 173 di bulan Januari dan Oktober 2024.
Apa Itu Suar Matahari?
Suar matahari kelas X yang diteliti oleh para ahli dideteksi menggunakan teleskop berbasis ruang angkasa yang dilengkapi instrumen khusus, seperti Solar Dynamics Observatory.
Suar matahari kelas X adalah suar Matahari yang paling kuat. Fenomena ini dicirikan oleh kecerahannya yang ekstrim, sering kali melebihi luminositas reguler matahari pada panjang gelombang tertentu. Faktanya, suar ini bisa melepaskan energi sebanyak satu miliar bom hidrogen.
Penyebab utama suar matahari kelas X ini adalah interaksi kompleks garis medan magnet matahari. Garis-garis ini dapat terpelintir dan terjerat, hingga ketika tiba-tiba menjadi lurus kembali, garis-garis tersebut melepaskan sejumlah besar energi.
Energi tersebut diukur dalam skala yang masing-masing unit mewakili peningkatan sepuluh kali lipat keluaran energi. Misalnya, suar X2 dua kali lebih kuat dari suar X1.
Dampak Badai Matahari untuk Bumi
Badan-badan federal yang juga turut menganalisis peristiwa ini mengatakan jika badai matahari 2023 ini disebut sebagai “salah satu peristiwa radio surya terbesar yang pernah tercatat” dan bahkan akan terjadi adanya gangguan komunikasi radio yang signifikan pada pesawat.
Walaupun semburan api matahari dan letusan matahari yang intensitasnya sangat besar, tidak secara langsung membahayakan manusia karena atmosfer bumi melindungi kita.
Dikutip dari laman Earth, dampaknya akan sangat terasa pada peralatan komunikasi, jaringan listrik, menurunkan sinyal GPS, menimbulkan bahaya radiasi bagi awak pesawat dan astronot, dan bahkan pesawat ruang angkasa.
Suar ini sering kali menimbulkan badai geomagnetik, yang dapat mengganggu magnetosfer bumi. Hal ini dapat mengakibatkan aurora yang indah, tetapi juga mengganggu sistem navigasi dan bahkan menyebabkan pemadaman listrik.
Meskipun memiliki dampak yang signifikan, kekuatan siklus secara keseluruhan diperkirakan secara umum lebih lemah dari rata-rata, jika dibandingkan dengan peristiwa badai matahari sebelumnya.***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Nurul Huda