banner 728x250
News  

Tragis! Bocah SD di Pekalongan Nekat Bunuh Diri Usai Ponsel Disita Orang Tua 

Bocah SD nekat bunuh diri usai ponselnya disita orang tua. Foto: Pexels.com/brother's photo
Bocah SD nekat bunuh diri usai ponselnya disita orang tua. Foto: Pexels.com/brother's photo
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Siswa SD berinisial K (10) di Pekalongan nekat bunuh diri usai ponsel disita oleh orang tuanya. 

Dikutip Tuturpedia.com dari akun Instagram @pekalongantrending (Jumat, 24/11/2023), peristiwa tragis tersebut terjadi di salah satu desa di Kecamatan di Doro, Kabupaten Pekalongan.

Anak kelas 5 SD tersebut nekat mengakhiri hidupnya sendiri di dalam kamar lantaran perkara handphone.

Peristiwa tersebut sempat membuat gempar masyarakat setempat. Banyak warga yang kaget sekaligus tak percaya dengan peristiwa tersebut termasuk guru di sekolah tempat korban menuntut ilmu. 

Diketahui jika korban ditemukan meninggal oleh ibu dan neneknya saat akan dibangunkan untuk pergi TPQ. 

Sementara itu Kabid Dikdas dinas Pendidikan Kabupaten Pekalongan, Ipung Sunaryo membenarkan kabar bahwa adanya anak SD yang bunuh diri di desa Kecamatan Doro. 

Dari informasi sementara yang didapatkan, kronologi peristiwa tersebut bermula ketika siang hari korban masih asik bermain handphone.

Kemudian ibunya meminta korban  untuk makan siang dahulu, tetapi korban tak mengindahkan perintah tersebut, hingga akhirnya handphone tersebut diambil oleh ibunya. Saat itu korban marah dan langsung masuk kamar. 

“Saat Hp disita, korban nesu (marah) masuk kamar,” kata Ipung Sunaryo.

Orang tua korban tak merasa curiga sedikitpun. Mereka mengira sang anak sedang tidur. Hingga pada sore hari, ketika mereka mencoba membangunkan korban untuk belajar TPQ, tetapi pintu kamar terkunci dari dalam.

Lalu saat pintu berhasil dibuka, ternyata korban sudah ditemukan dalam kondisi gantung diri. 

Pihak kepolisian Pekalongan sendiri merasa prihatin dengan adanya peristiwa tersebut. Tak pernah ada yang menyangka anak SD memilih bunuh diri karena perkara ponsel yang diambil oleh orang tuanya. 

Ipung Sunaryo juga menambahkan jika psikologi anak sekarang memang berbeda jauh dengan zaman dahulu. Menurutnya anak sekarang lebih rentan emosional. 

“Psikologi anak sekarang memang berbeda jauh. Anak sekarang sangat rentan emosionalnya,” kata Ipung.

Kemudian pihaknya akan melakukan evaluasi bersama para guru sebagai bentuk antisipasi kejadian serupa agar tak terulang kembali.

Ia juga meminta orang tua serta masyarakat untuk ikut mengawasi dan mendidik anak-anaknya dengan memberikan pendampingan. 

“Pendampingan dari orang tua sangat penting,” ujar Ipung.***

Penulis: Niawati

Editor: Nurul Huda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses