banner 728x250

Buka World Hydropower Congress 2023 di Bali, Jokowi Sebut Bumi Tengah Sakit

Jokowi resmi buka World Hydropower Congress 2023. Foto: Laman Sekretariat Kabinet RI
Jokowi resmi buka World Hydropower Congress 2023. Foto: Laman Sekretariat Kabinet RI
banner 120x600

Tuturpedia.com – Presiden Jokowi resmi membuka World Hydropower Congress di Bali pada Selasa (31/10/2023). 

World Hydropower Congress atau Kongres Pembangkit Listrik Tenaga Air Sedunia ini diselenggarakan di Bali mulai 31 Oktober 2023 hingga 2 November 2023.

“Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, pada siang hari ini secara resmi saya buka World Hydropower Congress tahun 2023,” ucap Jokowi, dikutip Tuturpedia.com dari YouTube Sekretariat Presiden (31/10/2023).

Dalam World Hydropower Congress 2023 ini nantinya akan menghasilkan banyak hal yang meliputi dalam dan luar industri pembangkit listrik tenaga air. Di antaranya adalah sebagai berikut:

  • Mencapai konsensus mengenai rekomendasi kebijakan dan keuangan untuk memajukan transisi energi ramah lingkungan guna mewujudkan COP28.
  • Menghilangkan hambatan terhadap pengembangan energi terbarukan dengan memajukan kebijakan dan solusi berbasis investasi.
  • Mendemonstrasikan bagaimana teknologi terbarukan yang saling melengkapi dapat dimanfaatkan untuk mempercepat peralihan dari batu bara.
  • Menyoroti potensi besar pembangkit listrik tenaga air yang belum dimanfaatkan yang ada di banyak wilayah di dunia, khususnya Asia dan Afrika.
  • Peluang bisnis dan jaringan untuk industri.

Saat melakukan pembukaan acara Hydropower 2023, Presiden Jokowi mengapresiasi penyelenggaraan yang dilakukan di Indonesia, khususnya Bali. Jokowi berharap keindahan alam di Bali dapat menginspirasi untuk bumi lebih lestari.

Kemudian Jokowi melanjutkan sekaligus mengutip pernyataan PBB soal global boiling.

Dilansir Tuturpedia.com dari laman theirmindia (31/10/2023), global boiling adalah peristiwa cuaca ekstrem yang ditandai dengan naiknya permukaan air laut dan terjadi perubahan lingkungan.

“Karena memang bumi kita tengah sakit, PBB menyebutkan saat ini bukan lagi global warming, tapi sudah masuk ke global boiling. Kenaikan suhu bumi jika dibiarkan mencapai lebih dari 1,5 derajat celsius, maka diprediksi akan mengakibatkan 210 juta orang mengalami kekurangan air, 14% populasi akan terpapar gelombang panas, dan 290 juta rumah akan terendam banjir pesisir, dan 600 juta orang akan mengalami malnutrisi akibat gagal panen,” ungkap Jokowi.

Menurut Jokowi, hal itu dapat menjadi ancaman dunia. Di sisi lain, ia mengatakan bahwa Indonesia memiliki komitmen penuh dalam mempercepat transisi energi melalui Energi Baru Terbarukan (EBT).

“Ini adalah ancaman yang nyata bagi kita semuanya. Dan Indonesia berkomitmen penuh mempercepat transisi energi melalui penambahan EBT dalam skala besar, karena Indonesia kaya potensi energi hijau dan berdasarkan hitungan diperkirakan mencapai 3600 gigawatt baik dari matahari, dari angin, dari panas bumi, dari arus laut, dari ombak, dari bioenergi, dan juga dari hydropower,” tutur Jokowi.

Selanjutnya, Jokowi menyebutkan seberapa besar potensi energi hidro di Indonesia.

Sebagai informasi, Indonesia mempunyai lebih dari 440 sungai yang berpotensi. Sebanyak 128 sungai di antaranya adalah sungai besar.

Yaitu Sungai Mamberamo di Papua memiliki potensi 2400 megawatt, lalu Sungai Kayan di Kalimantan memiliki potensi 13.000 megawatt, yang nantinya akan digunakan sebagai sumber listrik untuk green industrial park di Kalimantan.

Meski begitu, rupanya tetap ada tantangan yang dihadapi oleh Indonesia. Jokowi menyebutkan salah satunya adalah lokasi sumber hydropower yang posisinya jauh dari pusat kebutuhan listrik.

Lalu bagaimana cara mengatasinya? Jokowi mengatakan bahwa pemerintah Indonesia telah membuat blueprint percepatan jalur transmisi yang dapat menyambungkan listrik dari lokasi hydropower ke pusat pertumbuhan ekonomi dan pusat pertumbuhan industri.

“Selain itu tantangan lainnya adalah pendanaan dan alih teknologi, di mana ini membutuhkan investasi yang tidak sedikit dan membutuhkan kolaborasi dengan seluruh kekuatan ekosistem hydro di dunia,” lanjutnya.

Jokowi berharap dengan adanya World Hydropower Congress ini bisa menghasilkan rekomendasi kebijakan dan meningkatkan investasi untuk pemanfaatan energi air bagi ekonomi hijau yang berkelanjutan.***

Penulis: Annisaa Rahmah

Editor: Nurul Huda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses