Jateng, Tuturpedia.com – Hujan tak kunjung turun, seorang petani di persawahan Desa Buluroto Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, harus memutar otak untuk menghadapi musim kemarau panjang tahun ini.
Sembari menunggu musim penghujan untuk memulai masa tanam padi yang baru, mereka memanfaatkan lahan-lahan persawahan mereka untuk menanam komoditas lain.
Hal itu diungkapkan oleh Njenjek salah seorang petani dari Dukuh Karangnongko, Desa Buluroto, saat ditemui awak media, di lahan persawahannya pada Sabtu (28/10/2023).
Lebih lanjut, dirinya juga menyebutkan, sebagian wilayah kabupaten Blora di wilayah timur saat ini juga ada beberapa petani yang memang sudah memilih memulai masa tanam padi yang baru.
Akan tetapi, upaya itu hanya bisa dilakukan petani-petani yang memiliki lahan persawahannya tersedia dan dekat dengan sumber air. Sementara, sebagian besar persawahan di Desa Buluroto tersebut saat ini kondisinya masih banyak yang kering.
“Kalau di luar Desa sini, semisal daerah Blora bagian timur yang dekat dengan aliran Sungai Bengawan Solo, ada beberapa petani yang memanfaatkan untuk menanam beberapa komoditi lain, seperti padi. Karena memang petani di sana dekat dengan air, kalau di sini harus ngebor sumur dulu, baru bisa dapat air, itu pun juga belum pasti keluar airnya apa tidak,” ucapnya.
Ia, pun menceritakan komoditasyang dimaksud, yaitu bawang merah, serta sayur-sayuran seperti sawi hijau. Komoditas itu dipilih karena masa tanam hingga panennya yang cepat.
“Yang dipilih itu yang umurnya pendek dan tidak perlu memerlukan banyak air, yang sekitar seminggu dua minggu itu sudah bisa dipanen. Karena hampir setiap hari tengkulak datang untuk memberi hasil panen komoditi-komoditi tersebut,” ungkapnya.
Dirinya juga mengungkapkan bahwa kegiatan seperti ini, sudah dilakukan sejak berpuluh-puluh tahun. Bahkan, sekali panen bisa sampai berkwintal-kwintal.
Namun, dirinya juga tak menampik, jika tanaman hijaunya tersebut juga sering di serang hama. Harganya tpun idak mencapai Rp 1000 per kilonya.
“Puluhan tahun saya menekuni ini, setiap tahun kalau musim kemarau selalu nanam sawi, dan sekali panen itu kadang-kadang bisa 1-2 kwintal sawi per hari pada luas lahan kurang lebih 2000 M2 perawatan,” jelasnya.
“Kenapa milih tanaman sawi? Iya, karena panenannya cepat nggak sampai sebulan. Kalau sudah mapan itu lebih mudah dan bisa panen setiap hari. Paling ulat kalau hamanya dan tanaman rumput. Tapi, meski panen melimpah, harga sawi per kilogram saat ini sebesar Rp 700 saja/kg,” ungkapnya.***
Penulis: CR
Editor: Nurul Huda