Jateng, Tuturpedia.com – Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Blora, Samga Utama Karnajaya melalui Kepala Bidang Bina Marga Yudi Kristiawan, buka suara terkait jalan perempatan pasar pelem ke selatan.
Sebelumnya sempat ada keluhan warga Desa Ngampon mengenai jalan tersebut yang tak kunjung diperbaiki sampai saat ini.
Yudi akhirnya menyampaikan hal ini saat ditemui oleh awak media ini, pada Rabu (25/10/2023) siang yang beralamat di jalan Nusantara no 62 Blora.
“Terkait jalan itu, iya sementara sudah kita ajukan di tahun 2024, rencana anggarannya masih ada,” ucap Kabid Bina marga DPUPR, Yudi.
Disinggung awak media ini terkait ke depannya pembangunan jalan tersebut apakah akan dilakukan pengaspalan maupun pengecoran, Yudi turut menanggapi.
“Kalau melihat kondisinya yang paling realistis itu paving. Dan totalnya panjang jalan, dari pasar Pelem ke pertigaan Ngampon kurang lebih 1,5 km, nantinya anggarannya diambil dari Dana Alokasi Umum (DAU),” ungkapnya.
Untuk itu, Yudi pun berharap kepada masyarakat untuk bisa memahami dan beroda agar nantinya jalan tersebut bisa benar-benar dibangun.
“Harapannya, masyarakat bisa memahami kalau pembangunan itu kita lanjutkan, untuk anggarannya kita usulkan, dan masyarakat juga berdoa supaya mendapatkan anggaran, sama-sama berupaya,” terangnya.
Diberitakan sebelumnya, bahwa salah satu tokoh masyarakat Desa Ngampon, Jalmo, keluhkan jalan rusak yang ada di perempatan pasar ke selatan, yang tak kunjungan diperbaiki oleh Pemerintah kabupaten.
Jalmo menyebutkan bahwa jalan tersebut milik Pemkab. “Jurusannya kalau ke selatan itu ada dua desa, kalau sebelah kiri itu Desa Jomblang ke kanan Desa Ngampon.”
Lebih lanjut, dia juga menyebutkan bahwa kondisi jalan seperti ini menyusahkan masyarakat untuk beraktivitas, terlebih saat musim hujan.
Bahkan dirinya tak menampik bahwa sudah banyak dari utusan pemerintah yang mengambil gambar dan lain sebagainya sejak tahun lalu, tetapi kondisi kerusakan jalan ini tidak segera ditangani.
Selain itu, dia juga mengatakan bahwa dengan adanya pembangunan jembatan Gedongsari (Badong) malah makin memperparah kondisi jalan tersebut.
“Tapi iya itu nggak tau kenapa tidak ada tindak lanjut kembali, alasannya apa juga nggak tahu, bahkan katanya dicoret,” ungkapnya.
Ketika kondisi jalan sudah rusak, diperparah dengan pembangunan jembatan di Gedongsari, membuat debu-debu beterbangan.
Selain itu, sudah puluhan tahun warga mengeluhkan kondisi jalanan tersebut, tetapi dari Pemkab masih tidak pernah disentuh sama sekali di setiap tahun anggaran.
Maka dari itu, pihaknya pun berharap kepada pemerintah kabupaten maupun DPUPR Blora untuk lebih serius menangani jalan perempatan pasar Pelem ke selatan ini.
“Karena apa ? Iya, karena berkali-kali kalau masuk di progam Bapedda itu dicoret, dari sisi anggaran katanya nggak cukup, kemarin katanya masuk perubahan, nyatanya iya zonk ! mudah-mudahan tahun 2024 lah dikasih,” tandasnya.
Penulis: CR
Editor: Nurul Huda