Tuturpedia.com – Hari Batik Nasional jatuh setiap 2 Oktober, hari itulah menjadi perayaan nasional bagi bangsa Indonesia atas warisan budaya yang akan terus dilestarikan.
Batik berasal dari kata ‘Ambatik’ yang memiliki dua arti, amba artinya lebar, luas, atau kain. Sedangkan tik artinya titik, yakni tetes atau ujung yang dipakai untuk membuat titik.
Secara keseluruhan, batik artinya menitikkan malam (lilin batik) dengan canting sampai membentuk corak yang terdiri dari susunan titik dan garis di atas kain.
Untuk menyambut Hari Batik Nasional, yuk ketahui sejarah adanya Hari Batik Nasional di Indonesia berikut ini.
Sejarah Hari Batik Nasional
Dikutip Tuturpedia.com dari situs resmi Kemlu pada Sabtu (30/9/2023), batik pertama kali diperkenalkan ke dunia internasional oleh Presiden RI kedua, Soeharto saat mengikuti konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Lalu, batik Indonesia didaftarkan untuk mendapat status Intangible Cultural Heritage (ICH) atau warisan budaya takbenda oleh Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat ke Kantor UNESCO di Jakarta pada 4 September 2008.
Pengajuan itu akhirnya diterima oleh UNESCO pada 9 Januari 2009, batik diresmikan dalam sidang keempat Komite Antar Pemerintah tentang Warisan Budaya Nonbendawi di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab tanggal 2 Oktober 2009.
Dengan maksud, batik telah terdaftar sebagai Warisan Kemanusiaan Karya Agung Budaya Lisan dan Nonbendawi UNESCO.
Selanjutnya, pemerintah Indonesia menerbitkan Keppres (Keputusan Presiden) Nomor 33 Tahun 2009 tentang Hari Batik Nasional dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan perlindungan batik di Indonesia.
Dengan adanya penetapan itu, batik resmi menjadi warisan budaya Indonesia yang diakui secara internasional.
Dalam Keppres Nomor 33 Tahun 2009 juga dikatakan bahwa tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional bukan merupakan hari libur.
Sejarah Batik di Indonesia
Dilansir dari laman resmi Gramedia, kerajinan batik di Indonesia sudah ada sejak zaman kerajaan Majapahit.
Arca Bhairawa menjadi salah satu contoh dari gaya seni Arca Majapahit yang dibuat di daerah Sumatra sekitar abad ke-14.
Kemudian, batik makin berkembang luas di Indonesia pada awal abad ke-19. Sejarah batik di Indonesia berkaitan erat dengan perkembangan kerajaan Majapahit.
Pengembangan batik itu banyak dilakukan saat zaman Kesultanan Mataram yang dilanjutkan pada zaman Kasunanan Surakarta, dan Kesultanan Yogyakarta.
Kesenian batik di Indonesia semakin berkembang dan meluas, khususnya di Pulau Jawa dari abad ke-18 hingga awal abad ke-19.
Awalnya, kegiatan membatik hanya terbatas pada keraton saja, untuk pakaian raja dan keluarga pemerintah serta tokoh-tokoh besar.
Hingga pada akhirnya, kegiatan membatik menjadi pekerjaan para ibu rumah tangga. Adapun bahan-bahan pewarna untuk membatik terdiri dari tumbuhan asli Indonesia, contohnya akar pohon mengkudu, daun nila, dan kayu tingi.
Motif Batik di Indonesia
Berikut beberapa motif batik Indonesia, dilansir dari laman Indonesia Travel.
1. Motif Batik Kawung
Motif kawung berasal dari Yogyakarta, yang berbentuk bulatan-bulatan menyerupai buah kawung atau buah aren yang tersusun secara geometris.
Motif kawung juga dikenal sebagai lambang keadilan, keperkasaan, dan terjadinya kehidupan manusia.
2. Motif Batik Parang
Motif parang adalah salah satu motif batik paling tua, yang mengandung nilai agar manusia tidak mudah menyerah dalam menghadapi kehidupan.
Pola garisnya saling menyambung dan menggambarkan konsistensi manusia dalam memperbaiki diri dari waktu ke waktu.
Serta menggambarkan bagaimana manusia untuk terus memperbaiki hubungan dengan Tuhan, alam, dan sesama.
3. Motif Batik Sekar Jagad
Motif sekar jagad berasal dari Solo dan Yogyakarta. Sekar jagad diambil dari kata “kar” yang dalam bahasa Belanda artinya peta, dan “jagad” dalam bahasa Jawa artinya dunia, yang berarti peta dunia.
Motif ini menggambarkan indahnya Indonesia dan dunia yang beragam.
4. Motif Batik Sido Asih
Motif sido asih sering digunakan dalam acara pernikahan adat Jawa. Sido asih berasal dari dua kata bahasa Jawa, “sido” artinya jadi, atau berkelanjutan, dan “asih” artinya kasih sayang.
Sehingga sido asih adalah lambang kehidupan manusia yang penuh kasih sayang.
Itulah sejarah hari batik nasional, sejarah batik serta motif batik di Indonesia yang sudah diakui UNESCO sebagai warisan budaya takbenda.***
Penulis: Annisaa Rahmah
Editor: Nurul Huda