Tuturpedia.com – Usus merupakan bagian dari saluran pencernaan manusia yang memiliki banyak fungsi, di antaranya menyerap nutrisi makanan.
Gejala atau tanda usus kotor perlu Anda ketahui untuk mencegah terjadinya masalah pencernaan dalam tubuh.
Rosia Parrish, dokter naturopati yang berbasis di Boulder, Colorado mengatakan, kondisi usus yang kotor dapat mengganggu kesehatan.
Sementara, usus sehat akan melancarkan sistem pencernaan.
“Usus yang sehat memiliki ciri, seperti pembentukan feses yang baik dan mendorong Anda untuk buang air besar (BAB) secara lancar,” ungkapnya dilansir tuturpedia.com dari situs kesehatan Everyday Health, Rabu (19/7/2023).
Berikut ini adalah 9 tanda usus kotor yang dapat diketahui:
1. Sakit Perut
Sakit perut bisa menjadi tanda usus kotor. Hal ini berkaitan juga dengan penyakit Iritasi Usus Besar (IBS) yang muncul.
Seseorang yang mengalami gejala IBS akan merasakan perut kembung seolah dipenuhi gas, diare, sembelit, dan sakit perut.
Sebuah studi menunjukkan ketidakseimbangan dalam bakteri usus, yang disebut dysbiosis dapat berperan dalam perkembangan IBS bagi sebagian orang.
2. Kelelahan
Usus yang kotor dapat menyebabkan kelelahan berlebihan. Hal ini berdasarkan sebuah studi, yang menemukan fakta bahwa orang yang memiliki ketidakseimbangan dalam mikrobioma usus dapat membuat seseorang tersebut mudah lelah.
Mikrobioma tersebut terdiri dari bakteri, mikroorganisme, jamur, dan virus yang ada di saluran pencernaan.
Penelitian itu juga menyebut hampir setengah dari orang yang kelelahan mengalami IBS.
3. Perubahan Berat Badan
Perubahan berat badan hingga obesitas juga dapat menjadi tanda usus kotor.
Hal ini berarti makanan yang dikonsumsi bisa memengaruhi kesehatan saluran pencernaan.
Studi terbaru bahkan menyebut diet gaya Barat yang tinggi lemak dan tinggi konsumsi karbohidrat olahan, dapat meningkatkan bakteri usus yang terkait dengan obesitas.
4. Nafsu Makan Meningkat
Orang yang mengalami gejala usus kotor nafsu makannya menjadi lebih meningkat dan cenderung menumpuk gula dalam tubuh.
Padahal, konsumsi gula berlebihan dapat meningkatkan bakteri jahat di usus dan menyebabkan dysbiosis, yakni kondisi terjadinya ketidakseimbangan jumlah mikroorganisme di saluran pencernaan.
Makanan dan minuman tinggi gula juga dapat menyebabkan penurunan populasi bakteri baik pada usus.
5. Masalah Kulit
Penelitian menunjukkan hubungan antara usus kotor dengan sejumlah masalah kulit, seperti jerawat, psoriasis, dan eksim.
Hal ini terjadi karena mikrobioma usus memengaruhi kulit melalui mekanisme kekebalan yang kompleks.
Sementara, bakteri baik seperti probiotik dapat membantu menyeimbangkan usus sehingga mencegah atau mengobati masalah peradangan kulit.
6. Alergi
Hasil studi lain menyatakan usus kotor dapat menyebabkan kondisi alergi, termasuk alergi pernapasan, alergi makanan, dan alergi kulit. Hal ini karena mikrobioma usus dapat memengaruhi nutrisi, kulit, dan bahkan paru-paru.
7. Autoimun
Penelitian menyebut adanya bakteri usus tertentu, seperti Bacteroides fragilis bisa menghasilkan protein yang dapat memicu timbulnya kondisi autoimun, seperti artritis reumatoid, kolitis ulserativa, dan sklerosis multipel.
8. Moody atau Suasana Hati Sering Berubah
Usus yang tidak sehat ternyata dapat memengaruhi suasana hati karena hubungan antara usus dan otak.
Tinjauan studi menemukan fakta bahwa gangguan usus dan peradangan pada sistem saraf pusat dapat menjadi penyebab potensial kecemasan dan depresi, dan probiotik (bakteri baik) dapat membantu mengatasi kondisi ini.
9. Migrain
Hubungan organ usus dan otak juga dapat memengaruhi kondisi migrain pada seseorang.
Selain itu, migrain juga berkaitan dengan kondisi iritasi usus besar (IBS).
Cara Menjaga Kesehatan Usus
Jika Anda mengalami tanda atau gejala usus kotor, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk menentukan apakah gejala yang dirasakan karena usus yang tidak sehat atau faktor lainnya.
Selain itu, menjaga kesehatan usus dapat dilakukan dengan mengonsumsi makanan atau minuman probiotik, prebiotik, enzim, glutamin, hingga minyak ikan.
Anda juga harus menerapkan gaya hidup sehat, mengurangi stres, dan tidur yang cukup agar dapat mengembalikan fungsi usus secara optimal.***
Penulis: Angghi Novita
Editor: M. Rain Daling