Tuturpedia.com – Vincent Kompany telah resmi menjadi pelatih baru Bayern Munchen untuk menggantikan Thomas Tuchel pada Rabu (29/5/2024).
Berdasarkan keterangan resmi yang dirilis oleh Bayern Munchen, Vincent Kompany menyetujui kontrak sampai 30 Juni 2027.
Sebelumnya, Vincent Kompany merupakan pelatih Burnley sejak 14 Juni 2022. Selain itu, apa fakta-fakta menarik lainnya tentang mantan pemain Manchester City yang satu ini?
Yuk simak faktanya di bawah ini, dilansir Tuturpedia.com dari berbagai sumber pada Jumat (31/5/2024).
1. Bagian dari Timnas Belgia di Piala Dunia
Vincet Kompany yang lahir pada 10 April 1986 di Belgia ini berhasil finis di posisi ketiga bersama timnas Belgia di Piala Dunia FIFA 2018.
Kala itu, Piala Dunia FIFA 2018 diadakan di Rusia, kemampuan bertahan dan kepemimpinan Vincent Kompany begitu kuat sehingga membantu Belgia mengamankan posisi ketiga, menandai penampilan terbaik mereka di turnamen bergengsi itu.
2. Pemain Manchester City selama 11 Tahun
Kompany mengenakan seragam Manchester City dari 2008 hingga 2019, dengan total 11 tahun menghabiskan waktu bersama Citizens.
Perannya sebagai pemimpin tim juga turut membawa kesuksesan bagi City, yakni 4 gelar Liga Premier selama dirinya bersama klub.
3. Menguasai Beberapa Bahasa
Kompany merupakan kelahiran Belgia, tentu ia menguasai bahasa Belgia. Namun, ia diketahui menguasai bahasa Jerman dengan baik saat berada di Hamburg.
Dia juga mampu berbahasa Prancis dan Inggris dengan baik. Sehingga komunikasi dengan para pemain menjadi lebih luwes.
“Dia masih segar, telah melihat semuanya dan berbicara dalam bahasa para pemain, yang menurut saya sangat penting, terutama di FC Bayern,” ujar mantan gelandang Bayern, Stefan Effenberg.
4. Mulai Kepelatihan di Anderlecht
Karier Kompany sebagai pelatih berawal di klub masa kecilnya, Anderlecht. Sewaktu di Anderlecht, ia meraih dua gelar Jupiler Pro League (Liga Pro Belgia) sebagai pemain.
Usai berperan menjadi pemain-pelatih pada 2019/20, bek tengah yang sudah pensiun ini kemudian menjadi pelatih penuh waktu selama dua musim setelahnya, lalu mengawasi tim yang finis di peringkat ketiga dan keempat di liga dengan rata-rata poin 1,70, yang diukur dari 90 pertandingan.
5. Bawa Burnley Promosi
Setelah berkarier di Anderlecht, Kompany kemudian mengepalai Burnley di tahun 2022. Dia pun berhasil mengangkut Clarets promosi dari Championship ke Premier League pada musim debutnya sebagai pelatih.
Yakni dengan catatan rekor divisi sejumlah 101 poin. Burnley memenangkan 29 dari 46 pertandingan mereka, kalah tiga kali, kala itu Kompany mengubah tim yang identik dengan formasi 4-4-2 dan lamban menjadi mesin perebut bola yang mudah dilihat.
6. Seorang Pejuang seperti Sang Ayah
Dengan Burnley yang terdegradasi dari Liga Premier pada akhir 2023/24, Kompany menuturkan bahwa perjuangan sang ayah telah mendorongnya untuk tetap berjuang.
Tahun 1975 silam, Pierre Kompany melarikan diri dari Republik Demokratik Kongo sebagai ‘pengungsi’ politik ke Belgia seusai memprotes kediktatoran Mobutu Sese Seko.
Ayahnya kemudian membuka jalan bagi putranya, Kompany menuju karier sepak bola, sebelum menjadi wali kota kulit hitam pertama di Belgia.
“Pengalamannya memberi saya kekuatan,” ungkapnya.
7. Mendirikan Pusat Radioterapi
Mendiang ibu dari Vincent Kompany tutup usia karena menderita kanker, begitu juga dengan saudara perempuannya yang mengalami hal sama.
Kala itu, Kompany masih bermain untuk Hamburg sekitar usia 20-an, tetapi saudara perempuannya berhasil pulih dari penyakit.
Kehilangan yang mendalam bagi Kompany membuatnya menyalurkan kebaikan dengan membuka pusat radioterapi senilai 17 juta poundsterling di Rumah Sakit Royal Oldham pada tahun 2010.
Selama bertahun-tahun lamanya, ia bekerja sama dengan Make-A-Wish Foundation untuk memberikan seorang penggemar muda Manchester City yang kakinya harus diamputasi usai didiagnosis menderita kanker tulang.
8. Seorang Cendekiawan
Untuk penghormatan kepada mendiang ibunya, Jocelyn, Kompany memutuskan untuk daftar di Manchester Business School, sebelum lulus dengan gelar MBA pada tahun 2017.
Pada disertasinya, dia mengeksplorasi bagaimana klub sepak bola profesional di Liga Premier bisa mengambil manfaat dari keunggulan sebagai tuan rumah dan mencapai tingkat peningkatan yang mengubah permainan dengan cara alami.
“Ibu saya selalu menjadi seseorang yang mendorong saya untuk mengenyam pendidikan dan bekerja di sisi akademis saya,” tutur Kompany dalam wawancara dengan Thought Economics.
Demikian delapan fakta tentang Vincent Kompany, menarik bukan?***
Penulis: Annisaa Rahmah.
Editor: Annisaa Rahmah.















