Tuturpedia.com – Sebagian besar pemilih terdaftar, tidak percaya Presiden Joe Biden memiliki kesehatan mental dan kognitif untuk menjalani masa jabatan kedua sebagai Kepala Negara Amerika Serikat (AS) setelah kinerja debatnya yang tidak stabil minggu lalu.
Survei yang dilakukan oleh CBS News/YouGov mendapatkan hasil bahwa 72% pemilih terdaftar percaya bahwa Presiden AS, Joe Biden tidak memiliki kesehatan mental dan kognitif yang diperlukan untuk menjabat sebagai kepala negara.
Sementara itu, hanya ada 27% pemilih yang berpendapat bahwa ia memiliki kesehatan yang memadai, jumlah ini turun dari 35%.
Di survei yang sama, ada 45% anggota Partai Demokrat percaya Biden harus mundur dari pemilihan presiden karena masalah kesehatan.
Sementara itu, mantan Presiden Donald Trump mendapatkan 50% menjawab ya dan 49% tidak dalam hal kebugaran mental dan kognitif untuk menjadi presiden.
Survei tersebut muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran mengenai apakah Biden sehat secara mental untuk menjabat setelah debat presiden langsung pertama pada hari Kamis menjelang pemilihan presiden bulan November 2024.
Atas adanya hasil survei tersebut, seruan agar Biden mundur dan digantikan oleh kandidat Demokrat lain yang lebih muda makin meningkat.
Sebelumnya, Biden juga dihadapkan dengan persaingan ketat antara beberapa kandidat dari Partai Demokrat lainnya. Beberapa saingannya adalah Robert F. Kennedy Jr., Dean Phillips, dan Marianne Williamson.
Namun, Komite Nasional Partai Demokrat mengajukan dukungan lebih awal kepada Biden dan menolak mengadakan debat pendahuluan.
Sayangnya, pengajuan Biden untuk maju menjadi calon Presiden Amerika Serikat mendapatkan banyak kritik sejak hari pertama nama Biden muncul.
Kekhawatiran tentang usia dan kebugaran mental Biden mendapat kritik tajam dari sekutu Biden di Partai Demokrat. Pada bulan Februari kemarin, laporan penasihat khusus Robert Hur menimbulkan kekhawatiran mengenai kemampuan ingatan Biden yang makin menurun.
Selain itu, di bulan lalu, sebuah laporan Wall Street Journal mengeklaim bahwa presiden berusia 81 tahun itu menunjukkan gangguan mental yang tidak diketahui publik. Namun, semua laporan dan dugaan tersebut dijawab oleh pihak Gedung Putih sebagai klaim palsu sebagai taktik politik.***
Penulis: Anna Novita Rachim.
Editor: Annisaa Rahmah.
