Tuturpedia.com – Sejak banjir bandang terjadi di Sukabumi pada hari Selasa (3/12/2024), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masih terus melakukan evakuasi terhadap korban banjir di sekitar lokasi bencana.
Terhitung hingga hari Jumat (6/12/2024), BNPB mengatakan menurut data yang mereka miliki, masih ada sebanyak 7 korban banjir yang masih dalam pencarian. Mereka juga mengatakan jumlah ini masih bisa terus bertambah selama proses evakuasi dan pendataan masih berjalan oleh tim lapangan.
“Ya, ada tujuh yang masih hilang dalam proses pencarian. Ini datanya masih terus bergerak ya, terus dilakukan pendataan. Biasanya kalau berkurang tidak ada, tapi bertambah pasti iya,” kata Kepala BNPB Suharyanto di Sukabumi, Jumat (6/12/2024).
Menurut data BNPB, hingga saat ini jumlah korban jiwa banjir Sukabumi bertambah menjadi delapan orang meninggal dunia. Adapun dua korban meninggal dunia itu, di antaranya diketahui bernama Aden Dafa dan Ade Wahyu, warga Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi.
Hujan deras yang mengguyur Sukabumi, Jawa Barat selama dua hari berturut-turut telah memicu banjir, tanah longsor, dan pergerakan tanah (likuefaksi).
Genangan banjir yang terpantau mencapai setinggi dua meter pada akhirnya menutup sejumlah akses jalan, termasuk jalur menuju Kecamatan Sagaranten, serta tanah longsor dan pergerakan tanah yang berdampak di 18 kawasan. Peristiwa ini juga berdampak pada hunian warga, tercatat 216 rumah warga rusak.
Dikutip dari laman BNPB, Jumat (6/12/2024), data sementara yang berhasil dihimpun Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB berdasarkan laporan BPBD Kabupaten Sukabumi per Kamis (5/12/2024) pukul 19.00 WIB mencatat, sedikitnya terdapat sepuluh jembatan yang terputus.
Akibatnya, beberapa daerah sempat terisolir akibat akses jalan tidak bisa dilalui oleh kendaraan roda dua maupun roda empat.
Untuk sementara, Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Lukmansyah menuturkan bahwa pihaknya akan menyiapkan jembatan bailey untuk mempermudah mobilisasi distribusi bantuan logistik dan peralatan yang diperlukan bagi para warga terdampak.
“Kami akan mempelajari kira-kira jembatan mana saja yang rusak dan harus dibangun untuk kita bisa menolong di lokasi lain,” kata Lukmansyah.***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Annisaa Rahmah