Indeks

5 Fakta Kerusuhan dan Penjarahan di Papua Nugini hingga Sebabkan 15 Orang Tewas 

Fakta kerusuhan dan penjarahan di Papua Nugini. Foto: Pexels.com/Pixabay

Tuturpedia.com – Telah terjadi demonstrasi dan penjarahan di Papua Nugini yang menewaskan 15 orang di ibu kota Port Moresby. 

Dikutip Tuturpedia.com dari berbagai sumber, Senin (15/1/2024), peristiwa demonstrasi dan penjarahan tersebut sempat membuat Papua Nugini menetapkan darurat nasional selama 14 hari sejak Kamis (11/1) lalu. 

Selain fakta mengenai pemerintah Papua Nugini yang menetapkan darurat nasional, berikut beberapa fakta lainnya dari kerusuhan serta penjarahan yang terjadi di Papua Nugini. 

Penyebab Demonstrasi dan Penjarahan 

Diduga penyebab demonstrasi dan penjarahan yang terjadi di Papua Nugini lantaran adanya kekurangan pembayaran gaji para Pegawai Negeri Sipil (PNS) sekitar 300 Kina atau jika dirupiahkan menjadi Rp1,2 juta dari yang seharusnya. 

Akibat dari adanya kesalahan pembayaran gaji ini, para petugas polisi serta staf penjara dan juga pegawai negeri sipil banyak yang mogok kerja dan melakukan demonstrasi di depan gedung parlemen. 

Selain pengurangan pembayaran, diduga kerusuhan juga terjadi karena sengketa kenaikan pajak. Keadaan di Papua Nugini sempat bergejolak yang menyebabkan aksi penjarahan, pembakaran, banyaknya penggeledahan toko dan pembakaran terjadi di jalanan ibu kota Port Moresby. 

Tentara Bersiap Siaga 

Dalam insiden tersebut, Marape selaku Perdana Menteri Papua Nugini sempat mengumumkan bahwa lebih dari 1000 orang tentara bersiap siaga untuk turun tangan apabila kondisi semakin darurat.

Pengerahan pasukan militer tersebut lantaran diduga masyarakat akan merasa tak puas dan semakin rusuh meskipun pemerintah telah menjanjikan perbaikan kesalahan soal pemotongan gaji. 

Kepala Departemen Dinonaktifkan

Marape menyebutkan jika dalam kasus pemotongan gaji tersebut, terdapat empat orang kepala departemen yang terlibat.

Keempatnya terdiri dari komisioner Kepolisian dan Kepala Personalia, Kepala Keuangan dan Kepala Perbendaharaan. Selanjutnya, para kepala departemen tersebut dinonaktifkan selama 14 hari. 

Tindak Tegas Provokator dan Pelaku Pidana Perdana Menteri 

James Marape mengatakan akan menindak tegas semua pelanggaran hukum yang telah terjadi selama kerusuhan.

Ia juga menegaskan jika para pelanggar hukum akan ditindak dengan tegas tanpa adanya toleransi. 

Selain menjanjikan menghukum para provokator dan pelanggar hukum Marape juga sempat menyampaikan permohonan maaf kepada para rakyatnya. 

15 Orang Tewas dalam Kasus Tersebut 

Menurut David Manning selaku Komisioner Kepolisian Papua Nugini menyampaikan jika dalam insiden kerusuhan demonstrasi dan penjarahan, setidaknya ada 15 orang korban tewas. 

Selain korban tewas, rumah sakit terbesar di Port Moresby juga melaporkan adanya 25 orang mengalami luka tempat serta 6 orang luka karena tusukan pisau.***

Penulis: Niawati

Editor: Nurul Huda

Exit mobile version