Tuturpedia.com – Peneliti Cyber Press menemukan salah satu pelanggaran data terbesar dalam sejarah. Dengan total $122 GB dan berisikan 2 miliar baris data, data ini terdiri dari 1.700 file, 361 juta email unik, nama pengguna, dan kata sandi (password) di 1.700 file. Data tersebut kini tersedia untuk dijual di Telegram eksklusif dengan harga 500 Dolar AS atau Rp8.115.125.
Telegram eksklusif sendiri merupakan aplikasi yang sering kali digunakan penjahat dunia maya untuk komunikasi anonim dan transaksi terlarang. End-to-end encryption dan keamanan yang dihadirkan Telegram menjadikannya platform yang semakin populer untuk aktivitas penjahat dunia maya
Dikutip Tuturpedia dari laman Cyber Press, Senin (22/7/2024), pada bulan Mei 2024, semua file yang diperjual belikan dikumpulkan dari berbagai saluran Telegram berbahaya, tempat peretas menjual file curian dalam jumlah besar dari berbagai pelanggaran data.Â
Kumpulan data tersebut tampaknya berasal dari campuran daftar yang disusun sebelumnya dan informasi yang diambil oleh malware infostealer.
Malware infostealer sendiri dikenal dengan berbagai teknik canggihnya untuk mengambil alamat email, kata sandi, dan kredensial lainnya dari sistem yang terinfeksi.
Berbagai teknik tersebut termasuk mengekstraksi data dari browser web, keylogging untuk menangkap informasi yang diketik, mengikis memori sistem, mencegat pengiriman formulir, mengambil tangkapan layar, memantau papan klip, dan menargetkan aplikasi tertentu.
Selain beberapa kejahatan di atas, beberapa pencuri data juga bahkan bisa membajak sesi browser untuk melewati autentikasi multifaktor.Â
Sementara itu, malware biasanya mengumpulkan informasi sistem untuk mengkontekstualisasikan data yang dicuri sebelum mengirimkannya ke server jarak jauh yang dikendalikan oleh penyerang. Informasi yang dicuri ini sering kali dijual di pasar web gelap atau digunakan untuk serangan siber lebih lanjut.
Cyber Press juga menemukan bahwa seluruh data yang dijual di Telegram eksklusif merupakan data yang masih dapat digunakan untuk masuk ke akun yang terkait dengan Facebook, Instagram, Twitter, Freelancer.com, dan lainnya.
Beberapa data yang bocor bersumber dari berbagai platform, seperti Gmail, Amazon, Facebook, Spotify, Netflix, Paypal, Minecraft, Instagram, Stripe, Roblox, Lastpass, Adobe, Live, Twitch, Booking, Pinterest, Coinbase, Twitter, Lenovo, Flipkart, dan Zoom.***
Penulis: Anna Novita Rachim.
Editor: Annisaa Rahmah.