Semarang, Tuturpedia.com – Banjir di Kota Semarang memasuki hari ketujuh, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang menyebutkan tiga kelurahan di Kecamatan Genuk masih terendam.
Kepala BPBD Kota Semarang, Endro Pudyo Martanto menyampaikan, banjir sudah mulai surut, hanya saja tersisa di Kelurahan Trimulyo, Kelurahan Genuksari, dan Jalan Kaligawe Raya.
“Update terkini dampak banjir di beberapa titik sudah mulai yang surut dari genangan, kecuali untuk wilayah Kecamatan Genuk masih ada di Kelurahan Genuksari dan Trimulyo,” ucapnya, Rabu (20/3/2024).
Adapun kategori banjir pada dua kelurahan di Kecamatan Genuk tersebut masih dalam. Kedalaman air berkisar 40 sentimeter hingga 60 sentimeter.
“Trimulyo antara 40 sampai 60 sentimeter, ini masih terjadi sampai saat ini. Lalu di Genuksari di Jalan Dong Biru kedalamannya sekitar 30 sentimeter,” ujarnya.
Banjir pun masih terjadi di Jalan Raya Kaligawe atau di depan Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Agung. Walau begitu, arus lalu lintas di Jalur Pantai Utara (Pantura) tersebut mulai perlahan dapat dilewati.
“Jalan Kali Gawe masih di depan Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Agung, arus lalu lintas dari barat masih relatif terganggu, sedangkan sebaliknya atau dari arah Demak sudah relatif lancar karena genangan tidak begitu dalam,” tuturnya.
Endro mengatakan, upaya tanggap darurat bencana terus dilakukan. Salah satunya adalah memaksimalkan kerja semua pompa. Baik itu milik Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, maupun Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang.
Kemudian pompa milik BPBD Kota Semarang yang terus disiagakan di sejumlah titik genangan. Pompa-pompa tersebut saat ini difokuskan di tiga titik yang masih tergenang.
“Kami juga optimalkan pompa. Upaya kami maksimalkan pergeseran pompa-pompa portabel untuk mempercepat debit air masih terjadi di Trimulyo dan Dong Biru,” katanya.
Menurutnya, tak hanya pompa-pompa berkapasitas besar yang dikerahkan. Pompa-pompa kecil jenis alkon pun dimaksimalkan untuk melakukan penyedotan air.
“Termasuk pompa alkon kapasitas 2 inch dimaksimalkan penyedotan,” terangnya.
Bagi para pengungsi juga sudah kembali ke rumah masing-masing, di mana posko-posko pengungsian telah tutup.
“Tidak ada laporan pengungsi per hari ini, sudah pulang semua,” katanya.
Pasca-banjir, pihaknya mengumpulkan personel untuk membersihkan permukiman yang terkena banjir. Termasuk menyiapkan bantuan air bersih untuk keperluan mandi cuci kakus (MCK).
Di sisi lain, Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menuturkan, monitor dan pelayanan kesehatan pasca-banjir akan dilakukan secara maksimal.
“Pasca-banjir ini nanti ada penyakit-penyakit yang timbul, nanti ada penyakit kulit, leptosirosis, diare, Dinas Kesehatan Kota Semarang nanti akan memonitor,” jelasnya.
Pihaknya pun telah menginstruksikan Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Semarang untuk membersihkan lumpur yang terbawa banjir di pemukiman warga.
Selanjutnya menyediakan air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Moedal, DPU Kota Semarang, dan Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) Kota Semarang serta instansi lainnya.
“Air bersih dari PDAM, DPU, Perkim, Kementerian Sosial, dan Brimob serta bantuan dari masyarakat seperti selimut, popok, pembalut, dan obat-obatan,” ungkapnya.***
Kontributor Kota Semarang: Alan Henry Pambuko.
Editor: Annisaa Rahmah.