Tuturpedia.com — Genre horor Indonesia lagi panas-panasnya, dan “Danyang Wingit Jumat Kliwon” siap jadi salah satu penantang terkuat di tahun film horor Indonesia 2025. Belum rilis resmi, antusiasme penonton sudah membludak—bahkan lebih dari 3.000 tiket Gala Premiere langsung ludes hanya beberapa jam setelah konferensi pers.
Fenomena ini bikin film garapan Khanza Film Entertainment tersebut langsung mencuri spotlight dan diprediksi jadi salah satu rilis horor lokal paling diperbincangkan tahun depan.

Tiket Gala Premiere Ludes dalam Hitungan Jam!
Bukan sekadar heboh—ini validasi bahwa penonton Indonesia makin haus dengan horor yang memiliki DNA budaya lokal.
Produser sekaligus sutradara Agus Riyanto datang dengan ambisi menghadirkan horor yang bukan cuma nakut-nakutin, tapi juga punya value.
Film ini ditulis oleh Dirmawan Hatta dan mengangkat kisah yang memadukan ritual, pusaka, mitos danyang, dan konflik keluarga yang bikin terornya terasa lebih personal.
Tidak Hanya Horor, tapi Penuh Pesan Moral
Salah satu hal yang bikin “Danyang Wingit Jumat Kliwon” menonjol di tengah maraknya film horor Indonesia adalah pesan moral yang kuat.
Film ini mengangkat sisi gelap ambisi manusia. Seperti tertulis dalam press release:
“Hasrat akan kekuasaan dan keabadian dapat mengikis akal sehat; pada titik itu, ‘hasrat manusia’ tampil lebih menakutkan daripada perwujudan iblis itu sendiri.”
Artinya, yang jahat bukan hanya makhluk gaib—tapi manusia yang terjebak pada ambisinya sendiri. Relatable? Sangat.
Transformasi Celine Evangelista: Dari Artis ke Sinden!
Ini salah satu poin menarik yang bikin film ini different dari horor lain.
Celine Evangelista memerankan Citra, keponakan Mbok Ning, asisten setia Ki Mangun. Citra direkrut menjadi sinden baru di sebuah padepokan. Tapi di balik panggilan seni itu, ia ternyata disiapkan sebagai tumbal terakhir dalam sebuah ritual keabadian.
Yang makin keren, Celine benar-benar melakukan riset dan latihan intensif demi mendalami peran ini.
Ia mengungkapkan:
“Saya menonton pertunjukan wayang secara langsung dan riset dari banyak aspek, karena nembang itu tidak mudah. Proses belajarnya cukup menantang, tapi justru itu yang membuat saya tertarik mengambil film ini. Saya juga ingin membuat orang-orang lebih peduli terhadap kesenian tradisional,” ujar Celine.
Latihan nembang, memahami filosofi sinden, hingga mendalami atmosfer dunia wayang — semua dilakukan agar karakter “Citra” terasa autentik dan punya ruh budaya yang kuat.
Horor Berbasis Budaya: Tren yang Makin Naik!
Kalau tahun-tahun sebelumnya kita lihat horor sukses seperti KKN di Desa Penari, Sewu Dino, dan Keramat 2, kini muncul gelombang baru: horor berbasis budaya + psychological drama.
“Danyang Wingit Jumat Kliwon” tepat berada di gelombang ini. Bukan hanya memunculkan sosok gaib penjaga, tetapi juga membawa isu keluarga, ambisi, dan konsekuensi ritual yang menegangkan. Film ini tidak menjual sensasi–tapi kedalaman cerita.
Angkat Budaya Wayang, Bukan Mistisnya
Poin ini yang bikin film ini punya substance.
Agus Riyanto menegaskan bahwa film ini bukan untuk mengglorifikasi mistisisme, tetapi justru mengajak penonton pulang dengan rasa bangga terhadap budaya.
“Kita ingin mengangkat bahwa nilai budaya harus di atas nilai mistis yang tertinggal di dalamnya. Pada akhirnya penonton setelah keluar dari ruangan bioskop, membawa pesan, wayang adalah budaya Indonesia yang indah yang harus diperkenalkan ke setiap generasi, bukan hal-hal mistis yang dapat disalahgunakan untuk hal buruk.” kata Agus.
Horor menjadi medium—bukan tujuan akhir. Pesan budaya jadi napas utama film ini.
Teror yang Dekat dengan Emosi Penonton
Dalam film ini, teror tidak hanya lewat sosok danyang atau ritual menegangkan.
Yang bikin ngena adalah konflik keluarga dan pergulatan batin karakternya.
Rasa takutnya bukan hanya “takut hantu”, tapi takut pada apa yang manusia bisa lakukan ketika ambisi menguasai nurani.
Kenapa Film Ini Wajib Masuk Watchlist 2025?
– Sudah terbukti diminati: 3.000+ tiket Gala Premiere sold out dalam hitungan jam
– Riset budaya dan seni Jawa yang autentik
– Akting Celine yang totalitas dan beda dari peran-perannya sebelumnya
– Mengusung pesan pelestarian budaya
– Horor psikologis + budaya = formula yang sedang naik daun
Prediksi: Bisa Jadi “Game Changer” Horor 2025
Dengan keberhasilan awal ini, “Danyang Wingit Jumat Kliwon” punya potensi besar jadi pembicaraan publik saat rilis resmi nanti.
Film ini tampaknya akan memberi definisi baru pada film horor Indonesia 2025:
lebih berkelas, lebih berbudaya, dan lebih menggigit sisi psikologis penonton.
















