banner 728x250

23 Spesies Mamalia Terdeteksi Flu Burung H5N1 di Amerika, Kucing Paling Banyak!

Kucing domestik berpotensi menjadi jalur penularan zoonosis virus flu burung ke manusia di Amerika. Foto: pixabay.com/guvo59
Kucing domestik berpotensi menjadi jalur penularan zoonosis virus flu burung ke manusia di Amerika. Foto: pixabay.com/guvo59
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Departemen Pertanian Amerika Serikat melaporkan bahwa wabah flu burung H5NI di Amerika Serikat telah terjadi pada lebih banyak spesies hewan, termasuk 23 spesies mamalia.

Situs web Departemen Pertanian Amerika yang melacak virus tersebut memperbarui pada hari Selasa (13/8/2024) bahwa Influenza A, juga dikenal sebagai HPAI, flu burung H5N1 yang sangat patogenik, telah terdeteksi pada banyak mamalia, seperti tikus rusa, tikus rumah, ekor kapas gurun, tikus padang rumput, rakun, sigung belang, rubah, singa gunung, kucing hutan, dan beruang hitam.

“Ada banyak spesies yang berpotensi rentan terhadap penyakit flu burung (HPAI) yang sangat patogen. Selain pada unggas, virus H5N1 telah terdeteksi pada beberapa mamalia. Infeksi dapat menyebabkan penyakit, termasuk penyakit parah dan kematian pada beberapa kasus,” tulis laman tersebut. 

Sejak Mei 2022, meningkatnya penyebaran High Pathogenic Avian Influenza (HPAI) telah menginfeksi hingga 23 spesies mamalia. Menurut Departemen Pertanian AS, 374 hewan telah terinfeksi, mengakibatkan penyakit parah dan kematian dalam beberapa kasus.

Flu burung telah menginfeksi 97 rubah merah, 82 tikus rumahan, 43 sigung, dan 36 kucing peliharaan. Infeksi juga telah dilaporkan pada singa gunung (22 kasus), anjing laut pelabuhan (21 kasus), dan sigung (43 kasus). Spesies lain yang terkena dampak antara lain rakun, tikus rusa, dan kucing hutan.

Kucing Paling Tinggi Terinfeksi Flu Burung

Namun, dari jumlah yang tertera, penyebaran penyakit di antara kucing rumahan kini menjadi perhatian. 

Dikutip dari laman Down to Earth, Kamis (15/8/2024), sebuah berjudul Avian Influenza Virus Infections in Felines: A Systematic Review of Two Decades of Literature baru-baru ini meneliti penyebaran flu burung di kalangan kucing selama 20 tahun terakhir, menemukan bahwa jenis H5N1 terbaru (klade 2.3.4.4b) menimbulkan peningkatan risiko.

Infeksi pada kucing atau kucing yang rentan terhadap infeksi virus flu burung harus diawasi secara ketat karena dapat meningkatkan ancaman pandemi pada manusia yang disebabkan oleh flu burung. 

Hal ini disebabkan kucing merupakan hewan pendamping manusia yang populer dan dengan demikian memberikan jalur potensial penyebaran virus flu burung yang bersifat zoonosis ke manusia.

Dari tahun 2004-2024, jumlah infeksi tertinggi pada kucing domestik dilaporkan pada tahun 2023. Peningkatan kasus infeksi bertepatan dengan penyebaran klade terbaru di antara mamalia.

Para peneliti mencatat infeksi pada 12 spesies kucing di tujuh wilayah geografis dan 17 negara, termasuk Asia Tenggara, melaporkan tingkat infeksi tertinggi (54 persen). Eropa dan Amerika Utara masing-masing melaporkan 24 persen dan 12 persen.

Studi tersebut menemukan bahwa jenis H5N1 yang ada saat ini menyebabkan tingkat kematian sebesar 67 persen dan kucing juga rentan terhadap infeksi dari kucing lain. Selama periode 20 tahun, para peneliti menyelidiki sekitar 486 infeksi virus flu burung pada kucing dan menemukan 249 kematian akibat penyakit tersebut.

Dengan adanya data tersebut, World Health Organization (WHO) juga telah menambahkan flu burung (virus influenza A) ke dalam daftar patogen prioritas yang berpotensi memicu pandemi berikutnya.***

Penulis: Anna Novita Rachim

Editor: Annisaa Rahmah