Tuturpedia.com – Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Sabtu bahwa 39 bayi berada dalam perawatan intensif di Rumah Sakit Al-Shifa Gaza karena kekurangan oksigen.
Rumah sakit tersebut, yang terletak di Jalur Gaza, sangat terkena dampak dari serangkaian serangan baru-baru ini yang dilakukan oleh Israel.
Dikutip dari laman NST, Minggu (13/11/23) artileri dan pengeboman udara Israel di sekitar Rumah Sakit Al-Shifa dan lingkungan Gaza berlangsung selama enam jam berturut-turut.
Sementara itu, dua bayi dari total 39 bayi yang ada di rumah sakit Al-Shifa meninggal setelah unit perawatan intensif neonatal berhenti bekerja karena kekurangan listrik, kata direktur fasilitas tersebut.
Ia menjelaskan, kedua bayi tersebut meninggal karena kekurangan bahan bakar di rumah sakit yang menyediakan listrik ke inkubator sehingga memungkinkan suhu hangat dan aliran oksigen konstan. Rumah sakit tersebut telah dikepung dan menjadi sasaran serangan sengit Israel.
37 bayi lainnya, juga di unit perawatan intensif neonatal, berisiko kehilangan nyawa karena rumah sakit kehabisan bahan bakar untuk menyalakan inkubator mereka, ungkap Direktur rumah sakit Al-Shifa, Mohammed Abu Salmiya.
“Mereka mati karena suhu rendah dan kekurangan oksigen. Kami sekarang menggunakan metode primitif untuk menjaga mereka tetap hidup,” kata direktur tersebut.
“Kami punya listrik sampai pagi. Begitu listrik padam, bayi-bayi yang baru lahir ini akan meninggal sama seperti anak-anak lainnya,” Abu Salmiya memperingatkan.
Mohammed Obeid, seorang ahli bedah di Rumah Sakit al-Shifa, membenarkan kematian bayi baru lahir tersebut dan mengatakan seorang pasien dewasa juga meninggal karena tidak ada listrik untuk ventilatornya.
Dikutip dari laman Aljazeera, tersiar kabar jika Israel memberikan sejumlah bantuan yang diperuntukkan mengangkut para bayi ke tempat yang lebih aman. Namun, hal tersebut langsung dibantah oleh pihak rumah sakit Al-Shifa.
“Saya menawarkan opsi ini kepada mereka (tentara Israel). Saya menawarkan untuk mengevakuasi bayi-bayi tersebut ke tempat yang aman menggunakan ambulans, namun mereka tidak menjawab,” jelas pihak rumah sakit.
Banyak yang beranggapan bahwa Israel mungkin menawarkan bantuan karena kekhawatiran atas kritik yang diterimanya mengenai situasi di Rumah Sakit al-Shifa dan kematian dua bayi.
Pada Jumat malam, pesawat Israel mengintensifkan serangannya terhadap rumah sakit di Jalur Gaza, melanjutkan serangannya di sekitar RS Al-Shifa, RS Indonesia, RS Al-Awda, RS Al-Quds, dan RS Anak Al-Rantisi.
Israel telah melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti di Jalur Gaza termasuk rumah sakit, tempat tinggal, dan rumah ibadah sejak 7 Oktober.
Setidaknya 11.078 warga Palestina tewas, termasuk 4.506 anak-anak dan 3.027 perempuan.***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Nurul Huda