Tuturpedia.com – 2.909 Pengungsi banjir Kudus mulai merasakan mual dan gatal-gatal, selain itu juga banyak pengungsi ibu-ibu yang membutuhkan kebutuhan untuk anak.
Dikutip Tuturpedia.com, Senin (18/3/2024), sebelumnya banjir merendam sejumlah desa di Kabupaten Kudus.
Setidaknya ada 29 desa di 5 kecamatan di Kudus yang terdampak banjir. Ketinggian banjir sendiri mencapai 1-2 meter.
“Saat ini banjir semakin meluas hingga di 29 desa dari sebelumnya hanya beberapa desa,” kata Mundir selaku Kepala Pelaksana Tugas (Plt) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus.
Akibatnya banyak warga yang memutuskan untuk mengungsi. Ada sekitar 2.909 pengungsi menempati 18 titik pengungsian yang telah disiapkan oleh Pemerintah daerah.
Kedelapan belas titik pengungsian itu sudah mulai diisi dari lebih dari 100 pengungsi. Sementara itu, untuk memenuhi kebutuhan logistik para pengungsi, Pemerintah mendirikan dapur umum yang nantinya akan berfungsi untuk menyiapkan kebutuhan logistik selama Ramadhan.
Kebutuhan logistik pengungsi akan diberikan pada waktu berbuka dan juga sahur.
Terhitung, sudah lebih dari dua hari berada di pengungsian, banyak warga yang merasa mual dan gatal-gatal.
Munculnya gejala penyakit ini membuat para petugas menyiapkan antisipasi dengan membuat posko pengobatan di tempat-tempat pengungsian.
Sementara itu, hingga saat ini, para pengungsi sangat membutuhkan kebutuhan untuk air bersih dan kebutuhan untuk anak-anak.
Hal tersebut lantaran, para ibu-ibu yang mengungsi tidak sempat membawa kebutuhan anak-anak saat menuju ke pengungsian.
Selain kebutuhan air dan kebutuhan anak-anak, dikutip dari akun Instagram @bpbdkuduskab, para pengungsi juga membutuhkan beberapa barang-barang seperti sembako, nasi bungkus, makan kering, gas, tikar, kasur dan selimut.
Para pengungsi ini juga membutuhkan obat-obatan, air mineral dan pembalut wanita.
Terkait banjir Kudus, Pemerintah Kabupaten Kudus masih belum berbuat banyak lantaran genangan air masih menggenangi 29 desa. Sehingga Pemerintah masih menunggu kondisi sungai Lusi dan sungai Wulan menurun debitnya.
Namun BNPB Kudus mencoba melakukan teknologi rekayasa cuaca untuk memindahkan hujan di daratan ke arah lautan.
Langkah ini dilakukan bertujuan mengurangi intensitas hujan di Jawa Tengah. Hal itu disampaikan oleh Kepala BNPB, Mayjen Suharyanto.
“Cuaca Memang agak ekstrem, ya, sampai minggu-minggu ke depan, makanya kita harus kurangi dari atasnya, dari sumbernya, makanya teknologi modifikasi cuaca itu mudah-mudahan ini bisa efektif ya. Jadi mengalihkan hujan. jadi hujannya tidak jatuh ke daratan , bisa dibuang ke lautan gitu. Sehingga curah hujan yang jatuh ke wilayah ini bisa dikurangi.” Ucap Mayjen Suharyanto.***
Penulis: Niawati
Editor: Nurul Huda