Semarang, Tuturpedia.com – Dampak dari musim kemarau, di beberapa wilayah di Semarang alami kesulitan air bersih.
Oleh karnea itu, Pemkot Semarang, di bawah kepemimpinan Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu berupaya agar masyarakat tak kesulitan mengakses air bersih.
Pemkot Semarang juga telah menyiapkan anggaran bantuan tak terduga (BTT) sebesar Rp 114 juta. Dana ini dikelola oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang.
Dana ini digunakan untuk mengantisipasi kekurangan air bersih di tengah musim kemarau ini.
Meski saat ini sudah beberapa kali turun hujan, Pemkot Semarang tetap sediakan pasokan air bersih sebanyak 570 tangki dari dana BTT tersebut.
“Bagi warga yang membutuhkan, melalui RT atau RW bisa mengajukan ke kami,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, Endro Pudyo Martantono, baru-baru ini.
Saat ini sudah ada 35 tangki air bersih yang terdistribusi ke 9 daerah yang alami kekeringan.
Di antaranya, Kelurahan Wonoplumbon, Kelurahan Bringin, Kelurahan Gondoriyo, Kelurahan Gedawang, Kelurahan Jabungan, Kelurahan Meteseh, Kelurahan Rowosari, dan Kelurahan Cepoko.
Endro akui bahwa penyaluran air bersih ini belum sampai terdistribusi ke semua wilayah terdampak. Sebab, bantuan dari corporate social responsibility (CSR) dari pihak swasta dan BUMN juga terus mengalir.
Dana BTT yang sejumlah Rp 114 juta ini jika masih tersisa, Endro nyatalakan akan diserahkan kembali ke pemerintah, dalam hal ini Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Semarang.
“Kami optimistis sampai akhir tahun, selama masih kekeringan masyarakat jangan khawatir penyediaan air bersih. Kami dari ketersediaan anggaran pun sudah siap,” ucapnya.
Sementara itu, Patrick Baus Yudhistira sebagai Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Kota Semarang menjelaskan, saat ini ada 17 wilayah di 10 kelurahan yang membutuhkan ketersediaan air bersih.
Di Kelurahan Kedungpane tiga titik, Kelurahan Bringin empat titik, Wonosari tiga titik, serta Gondoriyo, Jabungan, Rowosari, Cepoko, Gedawang, Wonoplumbon, dan Meteseh masing-masing satu titik.
Lebih lanjut, dia membeberkan jumlah titik kekeringan ini terus bertambah, yaitu di wilayah Gondoriyo dan Wonosari, Ngaliyan dan Cepoko Gunungpati.
Jumlah kebutuhan per titik pun berbeda, tergantung pada kebutuhan dan jumlah warga yang terdampak. Dia menyebutkan wilayah paling banyak membutuhkan ketersediaan air bersih ini di RT 02 RW 02 Kelurahan Kedungpane, Ngaliyan yang membutuhkan dua tangki air per hari.
“Jumlah dropping berbeda-beda tergantung kebutuhan. Tapi saat ini sudah mulai ada hujan, mudah-mudahan wilayah terdampak kekeringan sudah berkurang,” jelasnya.***
Penulis: Tim Humas Pemkot
Editor: Nurul Huda