Semarang, Tuturpedia.com – Prosesi pemulangan jenazah para korban kecelakaan tragis bus Cahaya Trans yang terguling di Simpang Susun Exit Tol Krapyak, Kota Semarang, berjalan haru dan penuh duka. Pada Selasa siang, keluarga telah menjemput 16 jenazah korban tewas untuk dimakamkan di kampung halaman masing-masing setelah proses identifikasi di RSUP Dr. Kariadi selesai dilakukan.
Insiden nahas tersebut terjadi pada dini hari Senin (22/12/2025) ketika bus bermuatan penumpang yang berangkat dari Jatiasih, Bekasi menuju Yogyakarta terguling saat memasuki jalur menurun di exit tol Krapyak. Akibatnya, puluhan penumpang mengalami luka-luka dan puluhan lainnya meninggal dunia. Data terakhir mencatat 16 korban tewas yang seluruhnya telah diidentifikasi oleh pihak rumah sakit.
Kondisi Korban Luka dan Perawatan Medis
Selain korban meninggal, sejumlah penumpang yang mengalami luka kini dirawat di berbagai rumah sakit di Semarang. Menurut petugas medis, beberapa di antaranya telah membaik dan diperbolehkan pulang untuk melanjutkan perawatan di rumah, sementara dua pasien masih menjalani penanganan intensif. Seorang korban, Nyimas Jihan (26), mengalami patah tulang lengan dan dijadwalkan menjalani operasi. Sementara itu, Marno (30) menerima perawatan atas cedera pada dada.
Penyelidikan dan Pemeriksaan Sopir
Penyidik gabungan dari Polrestabes Semarang, Polda Jawa Tengah, dan instansi terkait terus mendalami penyebab kecelakaan ini. Kepala Polrestabes Semarang, Kombes Syahduddi, menyatakan pemeriksaan menyeluruh terhadap sopir dan kondisi teknis kendaraan masih berlangsung untuk mengungkap faktor utama yang membuat bus kehilangan kendali dan terguling.
Respons dan Santunan untuk Korban
Sementara itu, Jasa Raharja selaku penjamin kecelakaan lalu lintas telah memastikan pemberian santunan kepada keluarga korban sebagai bentuk tanggung jawab atas insiden tragis ini. Besaran santunan untuk korban meninggal telah disiapkan sesuai ketentuan yang berlaku.
Sorotan Keselamatan Transportasi
Kecelakaan ini kembali menyoroti pentingnya keselamatan transportasi, terutama di masa libur Natal dan Tahun Baru. Sebelum kejadian, Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat telah menyatakan bahwa bus yang mengalami kecelakaan tidak terdaftar secara resmi dalam sistem angkutan darat nasional dan pernah dinyatakan tidak laik jalan berdasarkan hasil pemeriksaan.
Pemulangan jenazah korban kecelakaan bus Cahaya Trans mencerminkan dampak besar tragedi yang terjadi di exit tol Krapyak Semarang. Selain keprihatinan mendalam dari keluarga dan masyarakat, kejadian ini juga menekankan perlunya peningkatan pengawasan terhadap armada angkutan umum serta pentingnya kelaikan kendaraan demi keselamatan bersama.
