Tuturpedia.com – Akibat jembatan tertutup material banjir lahar Gunung Semeru, ada ratusan warga di Dusun Sumber Langsep di Lumajang, Jawa Timur terisolasi.
Pemerintah setempat masih fokus dalam melakukan pembersihan material sisa-sisa banjir lahar Gunung Semeru.
Tercatat sekitar 135 kepala keluarga di Dusun Sumber Langsep, Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, Lumajang Jawa Timur pasca terjangan banjir lahar Gunung Semeru.
Warga nekat membeli kebutuhan dasar, seperti sembako dan gas LPG dengan menyeberangi jalur aliran lahar Sungai Regoyo yang masih cukup deras.
Hal tersebut terpaksa dilakukan lantaran stok logistik sembako mulai menipis dan belum mendapat bantuan. Apalagi jembatan itu menjadi akses satu-satunya yang tertimbun material banjir lahar Gunung Semeru.
Kondisi semakin diperparah dengan terputusnya jaringan listrik yang menerangi. Salah seorang warga mengaku takut, tetapi terpaksa melalui jembatan untuk membeli gas dan minyak.
“Ya itu tadi dari sana, ke sana, ke sini kena batu. Ya takut kayak apa kalau gak takut, terpaksa soalnya mau masak gak ada minyak, gasnya masih cari ke sana,” ujar Painem, dikutip Tuturpedia, Minggu (21/4/2024).
Lain halnya dengan Khotijah, ia berharap pemerintah membuatkan akses jalan untuk anak-anak bersekolah dan juga menangani permasalahan PLN yang terputus.
“Yang penting itu nanti ini, pertolongannya itu, apa, dibuatkan jalan anak-anak yang sekolah itu kan kasihan. PLN itu masalah lainnya itu ya lain lagi, maksudnya yang sekolah itu loh karena saya punya anak sekolah kan mau ujian ya kan kasihan,” ujar Khotijah.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Lumajang, Patri Dwi Hastiadi mengatakan jika pihaknya masih mengupayakan pembersihan sisa material banjir, baik banjir luapan sungai maupun banjir lahar.
“Kita lakukan pembersihan mulai hari kemarin sampai dengan selesai, kita targetkan paling cepat 5 hari atau selama masa tanggap darurat ini berlaku,” ujar Patri Dwi.
Lebih lanjut, ia mengatakan meskipun ada beberapa pemukiman yang tak terdampak, warganya tetap butuh akses bantuan. Karenanya, pihaknya melakukan dropping logistik kebutuhan sehari-hari.
“Kalau terisolir itu untuk pemukimannya kan tidak terdampak, tapi mereka butuh akses bantuan. Makanya ini kita upayakan dropping logistik dan kebutuhan sehari yang mereka perlukan. Kemudian kita cari jalan dan metode tercepat untuk bisa menyampaikan logistik yang kita bantukan kepada teman-teman kita,” pungkasnya.
Sejak 19 April hingga 2 Mei mendatang, Pemerintah Kabupaten Lumajang sudah menetapkan masa tanggap darurat bencana hidrometeorologi.***
Penulis: Niawati
Editor: Nurul Huda















