Tuturpedia.com – Seorang dokter di Gaza membagikan petisi yang ditandatangani oleh 100 dokter Israel yang menyerukan penghancuran semua rumah sakit di wilayah kantong Palestina.
Petisi ini muncul bahkan setelah Israel mendapatkan kecaman atas dugaan tindakan berlebihan yang dilakukan terhadap penduduk sipil di Gaza.
Petisi tersebut diluncurkan oleh sebuah kelompok yang menamakan dirinya “Dokter untuk Hak-Hak Tentara Israel,” dan ditandatangani oleh “dokter yang bekerja di sistem perawatan kesehatan.”
Gambar petisi tersebut diposting di X pada Minggu, 5 November, oleh seorang jurnalis, Mona Omari dalam akunnya @MonaOmary.
Ia mengungkapkan isi surat tersebut yang menyatakan, “Tidak ada tempat yang aman bagi siapa pun yang mengacaukan rumah sakit dengan terorisme.”
Kalimat tersebut dilengkapi dengan penggunaan istilah alkitabiah oleh penulis, yang mengatakan, “Tidak mungkin berpegang teguh pada tanduk altar* Rumah Sakit menciptakan terorisme dan mendapatkan perlindungan.”
Selain itu, kalimat paling menonjol yang harus dipelajari dan dianalisis oleh para peneliti di bidang antropologi adalah: “Penduduk Gaza yang setuju untuk mengubah rumah sakit menjadi sarang teroris dan mengambil manfaat dari moral Barat, adalah mereka yang menyebabkan kehancuran mereka sendiri, likuidasi terorisme di mana pun dan dalam segala hal.”
Dikutip dari laman Siasat, Senin (6/11/23) Juru Bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari pada hari Minggu mengklaim bahwa informasi dan bukti intelijen baru telah menunjukkan bahwa Hamas menggunakan fasilitas medis di Gaza untuk menyerang IDF.
Dia juga mengatakan bahwa IDF memiliki informasi intelijen mengenai jaringan terowongan di bawah Rumah Sakit Indonesia, serta citra udara yang menunjukkan peluncur roket hanya berjarak beberapa puluh meter dari kompleks tersebut.
Pernyataan IDF tersebut pun dibantah oleh Ketua Presidium MER-C Indonesia, Sarbini Abdul Murad. Ia menyatakan membantah klaim tersebut dan mengatakan bahwa pembangunan Rumah Sakit Indonesia berada dalam konteks yang benar-benar professional untuk memenuhi kebutuhan warga Gaza, Palestina.
Adanya ruang bawah tanah di Rumah Sakit Indonesia merupakan rancangan dari Insinyur Faried Thalib yang dimanfaatkan untuk menyimpan bahan bakar generator.
Dikutip dari laman Livemint, sebelum petisi tersebut tersebar, pada Jumat, 3 November, pasukan Israel menargetkan sekitar RS Al-Shifa, RS Al-Quds, dan RS Indonesia.
Banyak rumah sakit di Jalur Gaza utara telah dievakuasi, beberapa di antaranya dibom dan yang lainnya ditutup karena kerusakan atau kekurangan bahan bakar.
Selain itu, serangan terhadap sekolah yang dikelola PBB pada 2 November, juga menewaskan 27 orang, menurut pemerintah Gaza.
Setidaknya 12 orang tewas dalam serangan lain di sekolah PBB di kamp Jabalia pada 4 November.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah menyerukan gencatan senjata segera untuk meminimalkan korban jiwa warga sipil.
“Situasi kemanusiaan di Gaza sangat buruk,” kata Guterres dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada 3 November.
“Seluruh penduduk mengalami trauma, dan tidak ada tempat yang aman,” tambah pejabat tinggi PBB tersebut.
Hingga saat ini, diketahui sudah ada lebih dari 10.000 warga Palestina, sebagian besar warga sipil, telah tewas dalam serangan yang dilancarkan Israel sejak 7 Oktober. Data ini sesuai dengan angka yang dibagikan oleh pemerintahan di Gaza.***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Nurul Huda