Tuturpedia.com – Perubahan iklim adalah ancaman global yang tidak bisa dianggap remeh. Dampak dari perubahan suhu yang makin meningkat dan cuaca ekstrem memengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk kelangsungan hidup suatu negara.
Menurut organisasi yang berfokus pada lingkungan, Down to Earth, Kamis (12/9/2024), beberapa negara menghadapi risiko yang lebih tinggi dan dapat menghadapi keruntuhan jika situasi ini tidak ditangani dengan serius.
Atas informasi ini, Down to Earth memiliki temuan baru, yang mereka kutip dari World Risk Report 2024 – Focus: Multiple Crises oleh Bundnis Entwicklung Hilft yang berpusat di Jerman pada Senin, 9 September 2024.
Pada laporan tersebut tertulis bahwa pada tahun 2024, titik-titik risiko perubahan iklim global tetap terkonsentrasi di benua Asia, Amerika Utara, dan Amerika Selatan. Dari 10 negara yang berjuang melawan risiko lingkungan paling serius, 8 negara terletak di tiga benua ini.
Kesepuluh negara tersebut adalah Filipina, Indonesia, India, Kolombia, Meksiko, Myanmar, Mozambik, Rusia, Bangladesh, dan Pakistan. Dari sepuluh negara ini, hanya Rusia dan Mozambik yang masing-masing terletak di Eropa dan Afrika.
Negara-negara yang disebutkan di atas memiliki profil risiko lingkungan yang sangat kompleks karena kombinasi paparan yang beragam dan intensitas yang tinggi, serta kerentanan yang lebih tinggi.
Beberapa paparan yang difokuskan pada penelitian ini adalah perubahan iklim, konflik geopolitik, dan krisis kesehatan saling terkait erat. Ketiga hal ini menunjukkan konsekuensi luas dan berdampak pada terhadap keamanan dan pembangunan global.
Dalam hal risiko, Filipina menduduki peringkat teratas dengan skor 46,91, sementara Tiongkok dengan skor 64,59 berada di peringkat teratas daftar yang menghitung paparan terhadap bencana ini.
Selain itu, dalam hal kerentanan, Republik Afrika Tengah yang menjadi pusat wabah mpox yang sedang berlangsung, memiliki skor 73,86 dan menduduki peringkat teratas. Bukan hanya wabah mpox, perubahan iklim meningkatkan frekuensi dan intensitas peristiwa cuaca ekstrem di Afrika.
Titik panas global ini diperkirakan akan bergeser dan berdampak pada masyarakat rentan khususnya akan dirasakan lebih parah di Afrika.
Pada laporan tersebut tertulis bahwa skor yang didapatkan suatu negara diukur berdasarkan besarnya bencana yang akan dirasakan setelah terkena paparan serta kerentanannya terhadap dampak bencana tersebut.
Selain berdampak pada lingkungan, perubahan iklim juga berdampak pada tingkat kemiskinan. Bukan hanya itu, masalah tata kelola, akses terbatas ke layanan dasar, konflik kekerasan, dan ketergantungan tinggi pada mata pencaharian yang sensitif terhadap iklim seperti pertanian skala kecil, peternakan, dan perikanan berkontribusi terhadap kerentanan negara-negara ini.***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Annisaa Rahmah