Tuturpedia.com – Setahun setelah meledaknya serangan demi serangan antara Israel-Palestina, meninggalkan sejarah mengerikan bagi dunia. Hingga saat ini, ratusan ribu warga Palestina terus mengungsi secara paksa di Jalur Gaza di tengah kehancuran, kelaparan, dan ketakutan.
Serangan itu telah menyebabkan kerusakan besar di seluruh wilayah kantong Palestina dengan PBB memperkirakan puing-puing bangunan yang hancur mencapai lebih dari 42 juta ton. PBB memperkirakan lebih dari 163.000 bangunan, atau dua pertiga bangunan sebelum perang di Gaza, telah rusak atau rata dengan tanah akibat perang Israel.
Selain itu, Kantor Media Pemerintah Gaza juga mengatakan bahwa 611 masjid, 3 gereja hancur, dan 214 masjid lainnya rusak sebagian akibat serangan Israel. Sebanyak 206 situs arkeologi dan warisan serta 36 fasilitas olahraga, stadion, dan pusat kebugaran pun telah hancur menyisakan puing.
Bukan hanya bangunan, genosida yang terjadi di Palestina juga menyebabkan penurunan 94% dalam jumlah air yang tersedia bagi penduduk Gaza, di mana penduduk kini hampir tidak mampu mengakses 4,74 liter per orang per hari. Jumlah ini jauh di bawah jumlah minimum 15 liter yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia PBB.
Seluruh kerusakan dan genosida yang masih berlangsung ini telah menyebabkan kerugian ekonomi sebesar $33 miliar. Kerugian ini pun berdampak pada angka kelaparan yang terjadi di seluruh wilayah Palestina.
Dikutip dari laman Anadolu Ajansi, Senin (7/10/2024), tercatat hingga Juni 2024 kemarin 50.000 anak di Gaza sangat membutuhkan perawatan karena kekurangan gizi akut. 1 dari 5 orang di Gaza menghadapi “tingkat kelaparan yang sangat parah” dan sedikitnya 36 anak telah meninggal akibat kekurangan gizi.
Jumlah Korban Tewas di Palestina
Tentara Israel melancarkan serangan brutal di Gaza menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, menewaskan hampir 42.000 orang, sebagian besar wanita serta anak-anak dan melukai 97.100 lainnya.
Selain itu, pada hari Minggu (6/10/2024), Kementerian Kesehatan Gaza mengumumkan Israel telah membunuh 146 dokter dari berbagai spesialisasi di Gaza, Palestina.
Banyaknya korban jiwa yang berjatuhan di Palestina tidak kunjung meluluhkan hati pejabat Israel untuk mengizinkan masuknya bantuan ke wilayah terdampak tersebut.
Diketahui hingga saat ini, Israel telah mencegah masuknya bantuan kemanusiaan, medis, dan bahan bakar, hanya mengizinkan sejumlah kecil bantuan untuk organisasi internasional, yang tidak memenuhi kebutuhan penduduk.
Kementerian Kesehatan Gaza mencatat bahwa sampai saat ini, 83% pasokan medis dan 60% obat-obatan tidak tersedia di rumah sakit dan pusat kesehatan. Padahal ada 25.000 pasien dan orang yang terluka yang membutuhkan perawatan segera.***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Annisaa Rahmah